Tidak hanya di Yogyakarta, tetapi hampir seluruh D.I.Y bagian barat dan selatan...
Pagi itu saya terbangun seperti biasa, masih surup istilahnya,, kemudian membuka pintu kamar dan,,jeglek..rasanya seperti musim dingin di Eropa bung..gelap..dan hujan salju..-kamar saya di lantai 2, langsung berhadapan dengan "lahan" kosong,,merasa masih di alam lain, saya tercengang sebentar, dan akhirnya sadar bahwa ini hujan abu..
Saya sangat kaget dan bertanya pada orang di rumah, katanya gunung merapi 'meletus' lagi tadi pagi, pukul 00.30an WIB..setelah itu saya langsung online plurk, dan ternyata teman-teman saya memasang status yang hampir sama, yaitu hujan abu (up date sekali ya mereka..--'). Padahal rumah teman-teman terpencar di banyak daerah, dan ternyata memang benar, hujan abu terjadi di banyak daerah, meskipun hanya di daerah barat-selatan dan sekitarnya dari DIY. Radius abu cukup jauh, ada yang bilang sampai Srandakan-dekat pantai Parangtritis.
Bandara Internasional Adi Sucipto juga ditutup untuk sementara waktu, karena landasan tertutup abu. Bahkan Etape VI Tour d' Indonesia juga sebagian rutenya tertutup abu. Padahal Etape V kemarin sudah diubah menjadi posko peduli merapi, dengan hadiah pada Etape itu disumbangkan untuk korban bencana merapi (hebat ya?). Jalan Godean km. 6 (daerah rumah saya) sangat tidak nyaman dilewati jika tidak memakai masker. Pasalnya pengendara yang lewat di jalan membuat debu berhamburan kemana-mana. Ini adalah pengalaman pertama saya melihat hal seperti ini (seingat saya). Jadi tidak lupa saya abadikan momen ini di kamera hape saya. Meskipun hanya sempat mengambil gambar di rumah.
abunya numpuk |
tanemannya bapak :( |
jarak pandang terbatas-perhatikan pohon cemara |