Beberapa waktu lalu, atau mungkin tepatnya beberapa tahun lalu di Yogyakarta, saya mendapati 'mitos' tentang suatu awan aneh yang muncul di langit jika pertanda bencana akan datang. Bahkan awan ini disebut-sebut muncul sebelum gempa 27 Mei 2006. Seperti biasa menanggapi mitos seperti ini saya hanya tersenyum simpul (sakjane meh ngakak tapi ra tego). Bagaimana mungkin awan yang terbentuk karena uap air yang meluap menjadi titik-titik air ini ada pengaruhnya dengan gempa yang terjadi karena pergerakan lempeng bumi atau gejala vulkanis?
Setelah mencari ke beberapa sumber akhirnya saya mendapatkan penjelasan yang masuk akal untuk awan ini. Meskipun terlihat indah, tetapi beberapa kalangan masyarakat menganggapnya menakutkan karena hal tadi itu. Apalagi pada 11 Juni kemarin awan ini muncul lagi di Yogyakarta. Beginilah penjelasannya...
Garis yang seolah-olah membelah awan tersebut sebenarnya tidak membelah awan yang ada. Sebenarnya itu adalah sinar (matahari) yang terhalang. Nama kerennya adalah anticrepuscular ray. Anticrepuscular ray terjadi ketika cahaya matahari terlihat beradiasi dari satu titik tertentu. Radiasi cahaya ini bisa terjadi karena cahaya matahari masuk melewati celah-celah di antara awan atau objek lain dan biasanya terlihat menjelang matahari terbit atau tenggelam, namun terlihat berada di tempat yang berlawanan dari matahari.
Karena ada anticrepuscular ray, tentu saja ada crepuscular ray, pengertiannya sama seperti di atas, hanya terlihat dari arah yang tidak berlawanan dari matahari. Jadi logikanya fenomena ini terjadi karena ada cahaya (matahari) yang terhalang.
Sumber lain mengatakan: "anticrepuscular terjadi di langit sebelah Timur, sementara crepuscular terjadi sebelah Barat. Keduanya, muncul pada saat matahari terbenam, yakni sekitar pulul 17.30. "Biasanya menjelang magrib," (Mutoha, Ketua Jogja Astro Club, dikutip tempointeraktif.com).
Jadi, kalau lain kali melihat hal seperti ini, tidak usah khawatir akan hal aneh-aneh, bencana itu datang tanpa diduga, karena faktor alam dan juga ulah manusia sendiri. Makanya, untuk meminimalisasi bencana, mari kita rawat bumi ini dengan baik. ok?
8 comments:
apik!
(woot)
sip sip...lagi-lagi ratriiiapik komen apik,hahaha....
btw aku lagi nyadar gambar ke-2 ada copyrightnya...(ninja)
ciyaaa...
aku kasih pertanyaan san.
Berikut ini mana yang bukan gejala cuaca?
a. Pelangi
b. Petir
c. Mendung
?
gejala cuaca ki piye definisine?
tapi nek sakngertiku:
a. Terjadi karena pembiasan titik-titik air oleh cahaya di udara, tidak harus karena cuaca, pelangi bisa terbentuk di air terjun, dsb...
b. Aliran ion dari awan ke awan atau awan ke bumi (berupa petir tadi) untuk menetralkan muatan
c. Awan sing wernane ireng, haha... gara-gara pekat kali muatannya..
jawabanku pelangi.
kok si 'ray' nya datengnya bisa ngepas yaa (thinking)
mendung itu bukan karena awannya pekat muatan, tapi karena awannya berat dan banyak, jadinya melayang rendah di atas bumi, akhirnya nutupin cahaya matahari makanya item hoho :p
iya, bener, ngepas...sebenernya kadang terjadi tapi kebetulan aja pas waktu itu cahayanya nyorot banget....
oh gitu, yowis aku manut melmel wae Yan yang mendung..haha...
haha
jawabannya adalah ...
THEETHOOOOT...
Pelangi!
Benar jawabannya pelangi!
Itu soal OSK lhoh...
huahahaha...ngomong2 mendung ki opo?
wah, jadi teringat OSK.. :((
Post a Comment
tidak setuju? punya pendapat lain? ayo sampaikan pendapat Anda..
tinggal ketik, post comment! nggak pake verifikasi!