Pages

Tips dan Trik Melamar Calon Istri..

Artikel ini saya sadur dari multiply-nya nizsasha, dengan sedikit perubahan dan sudah dengan izinnya tentu saja..
Jika Anda akan melamar seseorang, persiapkanlah dengan matang, harus siap segalanya jika menghadapi kasus seperti misalnya kisah di bawah...langsung saja..

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.
Melalui ta'aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.
Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan
ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran
semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah
berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan
langkah mereka menggenapkan agamanya. 


Maka,
di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki
muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk 'merebut' sang
perempuan muda, dari sisinya. 


"Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?" tanya sang setengah baya.
"Iya, Pak," jawab sang muda.
"Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? " tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.
"Ya Pak, sangat mengenalnya, " jawab sang muda, mencoba meyakinkan.
"Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku
tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti
itu!" balas sang setengah baya.
Si pemuda tergagap, "Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu."
"Lamaranmu kutolak. Itu serasa 'membeli kucing dalam karung' kan, aku tak mau kau
akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-jangan
kau nggak tahu aku ini siapa?" balas sang setengah baya, keras.


Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda.
Bisiknya, "Ayah, dia dulu aktivis lho."
"Kamu dulu aktivis ya?" tanya sang setengah baya.
"Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di kampus," jawab sang muda, percaya diri.
"Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama istrimu, kamu
bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini
kan?"


"Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat."
"Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?"


Sang perempuan membisik lagi, membantu, "Ayah, dia pinter lho."
"Kamu lulusan mana?"
"Saya lulusan Teknik Elektro UG#M Pak. UG#M itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?"


"Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak."
"Lha lamaranmu juga kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?"


Bisikan itu datang lagi, "Ayah dia sudah bekerja lho."
"Jadi kamu sudah bekerja?"
"Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu."


"Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku."
"Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?"


Bisikan kembali, "Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya."
"Rencananya maharmu apa?"
"Seperangkat alat shalat Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf."


"Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang lima puluh juta Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku."


Bisikan, "Dia jago IT lho Pak"
"Kamu bisa apa itu, internet?"
"Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya ngenet."
"Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma ngenet thok. Menghabiskan anggaran untuk
internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata."


"Tapi saya ngenet cuma ngecek e-mail saja kok Pak."
"Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Plurk, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu."


Bisikan, "Tapi Ayah..."
"Kamu kesini tadi naik apa?"
"Mobil Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya riya'. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik."


"Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir"
"Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?"


Bisikan, "Ayahh.."
"Kamu merasa ganteng ya?"
"Nggak Pak. Biasa saja kok"
"Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini."


"Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak."
"Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!"


Sang perempuan kini berkaca-kaca, "Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?"


Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah.
"Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur'an dan Hadits?"
Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.
Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, "Pak, dari tiga puluh
juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja.
Haditspun cuma dari Arba'in yang terpendek pula."

Sang setengah baya tersenyum, "Lamaranmu kuterima anak muda. Itu cukup. Kau
lebih hebat dariku. Asal kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih
tertatih." Mata sang pemuda ikut berkaca-kaca.

Ini harus happy ending bukan? wkwk

Artikel Terkait



13 comments:

ixan said...

wah kok Saya sendiri jadi khawatir ya...:(

bagaimana dengan Anda...?

Yan Restu Freski said...

Wah, bapaknya tetap keterlaluan.
justru bapaknya aneh itu. Nggak wajar.
Nek nggak ini berarti itu kan?
di jawab itu, ternyata juga salah.
GJ to bapakke?

ixan said...

wkwk..
kuwi ki sakjane lelucon Yan, ngakak aku pertama mbaca..hahaha

intine kalo mau jadi"ikhwan"yang bagus ya..Agamanya harus bagus(ngomong opo to aku ki)

ada pesan tersirat kok itu tu sakjane..hehe...

sebut saja blog.. said...

ASVVVVVV... moco malah cekakaan karo pengen misuh2 dhewe.. (haha)... Aku jus 30 rung apal.. opo neh hadis (doh)...

Ehm.. kisah yang bagus plek.. entah di realword apakah bisa lamaran dgn kisah seperti itu...

We're Javanese, we should looking for bibitbebetbobot juja...

Oh yo... carane nyoret FACEBOOK kae pie to..? apik.. e..

ixan said...

wkwk...podho, aku yo ngakak..(rofl)
bapak-e ki iso wae...(lmao)
hahaha...

aku sakjane yo iseng nggolek,jebul ono..pas nggawe posting, ning compose,goleki wae jejer2e bold, italic, dsb, lak ono...
haha...

ratri abdatush said...

bapakke kolot banget ..
tapi .. iiiwaaaw
menohok banget

Ikhsan Permadi said...

menohok piye Rat? :o

ratri abdatush said...

hayooo low profile
tapi yo kudu cerdas

Ikhsan Permadi said...

he em,

tapi yo ojo low prifile banget ah...(ninja)

sasha said...

kapan kamu ijin ke aku buat copas mas? (thinking) :-o

Ikhsan Permadi said...

@dhek polos: WOH. lali og piye..:(
dulu, pas kamu ngasih tau multiply-mu...
njuk aku nemu itu, trus izin copas...(nottalking)

sasha said...

oh iya.. dah lama banget, aku mpe lupa.
kethoke aku le nggawe kelas2 deh.. hoo ra to? -,-a

Ikhsan Permadi said...

@dhek polos: hambuh kok takon aku, emang aku sopomu..wek...:p

aku nduwe blog iki wae kuliah ketoke...eh, opo kelas 3 yo? berarti kowe kelas 2 no?(ninja)

Post a Comment

tidak setuju? punya pendapat lain? ayo sampaikan pendapat Anda..
tinggal ketik, post comment! nggak pake verifikasi!